Musim penghujan kembali melanda di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Ponorogo. Hujan yang mulai turun saban hari ini diprediksi akan terjadi hingga puncaknya pada bulan Januari 2013. Satu sisi kehadiran hujan akan membawa berkah tersendiri, tapi waspadai bahwa turunnya hujan juga turut berdampak terhadap penurunan daya tahan tubuh seseorang yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Setidaknya terdapat trias penyakit utama yang tumbuh subur pada musim penghujan, penyakit tersebut adalah influenza atau flu, demam berdarah, dan diare. Tanpa bermaksud mengabaikan penyakit yang lain yang muncul pada musim penghujan, berikut ini akan diulas secara singkat ketiga penyakit tersebut.
1. Influenza
Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas. Penyebab penyakit ini adalah kelompok virus seperti pikornavirus, koronavirus, miksovirus, paravirus, adenoviris dan rhinovirus. Penyakit ini kerap kali terjadi pada saat perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pada saat/kondisi tersebut tubuh belum mampu secara sempurna beradaptasi terhadap perubahan cuaca yang terjadi. Manifestasi klinis yang ditimbulkan dapat berupa: kongesti/sumbatan pada hidung, sakit tenggorok, bersin-bersin, kelelahan, demam, menggigil, dan sakit kepala serta sakit otot, kadang-kadang disertai dengan batuk. Gejala ini dapat berlangsung 5–14 hari. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah Flu adalah: biasakan cuci tangan, hindari kontak dengan penderita, konsumsi air putih yang adekuat, makanan bergizi yang cukup, terapkan pola hidup sehat, dan hindari merokok.
2. Demam Berdarah
Hujan juga akan menyebabkan timbulnya genangan-genangan air baru yang ternyata menjadi tempat potensial untuk hidupnya nyamuk aedes aegypti, yang dikenal sebagai pemicu lahirnya penyakit demam berdarah. Nyamuk ini merupakan vektor penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan. Penyakit ini ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri pada ulu hati, disertai dengan tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan. Kadang-kadang pada kondisi yang sudah parah akan disertai dengan mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun dan bertendensi menimbulkan renjatan (syok) bahkan berujung pada kematian. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah Demam Berdarah adalah: membersihkan lingkungan sekitar rumah dengan jalan menguras bak mandi, menutup kembali tempayan rapat-rapat, menimbun barang-barang bekas, mengusir nyamuk atau menggunakan obat nyamuk sebelum berangkat tidur, dan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air untuk membunuh vektor nyamuk aedes aegypti.
3. Diare
Diare adalah penyakit yang mengenai saluran pencernaan. Penyakit ini dapat disebabkan karena agen-agen infeksi baik dari bakteri, parasit maupun virus. Peningkatan signifikan penyakit ini terjadi pada saat musim penghujan. Saat hujan turun, selokan-selokan yang tersumbat biasanya akan meluap dan membawa parasit, cacing serta amoeba yang turut terangkat. Saat musim hujan pula, permukaan air naik. Jika air tersebut tercemar dan masuk ke dalam sumur atau sumber air lainnya yang dikonsumsi masyarakat, maka besar kemungkinan diare akan mengenainya. Diare dimanifestasikan dengan BAB yang encer dan tidak berbentuk yang dapat terjadi beberapa kali dalam sehari, disertai nyeri melilit, mual-muntah dan kadang disertai dengan demam. Kondisi BAB yang berlebih akan membuat seseorang kehilangan cairan yang berlebihan dalam tubuh dan menyebabkan dehidrasi. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah diare adalah: menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, menghindari membeli makanan/minuman di sembarang tempat, minumlah hanya minuman yang sudah matang atau air yang sudah mendidih, mengkonsumsi makanan yang benar-benar telah dimasak, menutup makanan yang disajikan dengan tudung saji, menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan selokan, terutama yang tersumbat, membuang sampah pada tempatnya, memperbanyak minum vitamin dan asupan nutrisi untuk menjaga kondisi kebugaran tubuh dan sediakan selalu oralit di rumah sebagai langkah antisipasi pertama dalam penangganan diare. (SA).
Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns., M. Kes
1Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2Artikel pernah dipublikasikan di Media Mataraman. Edisi 9-15 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar