Jumat, 05 April 2013

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO TAHUN AKADEMIK 2013/2014


 

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo No. 10 Ponorogo Telp (0352) 487 662 Fax (0352) 461 796






1.     Prodi D-3 Keperawatan (Terakreditasi) SK: BAN-PT No.008/BAN-PT/Ak-XI/Dpl III/VII/2011
2.    Prodi D-3 Kebidanan (Terakreditasi) SK: BAN-PT No.013/BAN-PT/Ak-XI/Dpl-III/VI/2012
3.    Prodi S-1 Keperawatan (Proses Akreditasi)
 




Selayang Pandang

F
akultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, adalah salah satu instansi pendidikan kesehatan yang mendidik, mencetak dan menghasilkan  tenaga profesional dan profesional pemula di bidang kesehatan yang expert di bidangnya baik keperawatan maupun kebidanan.

Profil lulusan yang diharapkan adalah menjadi tenaga kesehatan yang tidak hanya cakap dalam kemampuan hard skill tetapi juga soft skill dan berjiwa Islami.   

Metode pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan pembelajaran teori, praktikum dan clinical. Pembelajaran teori didesain dengan mengunakan pendekatan Student Center Learning, dan diakhiri dengan Meet the Expert (Kuliah Kepakaran). Pembelajaran praktikum dilaksanakan dengan metode pembelajaran yang memberikan visualisasi yang lebih kepada mahasiswa seperti Simulation, Role Play & Demonstration, dan diakhiri dengan ujian OSCA (Objective Structured Clinical Assesment). Sedangkan metode klinik diimplementasikan dengan membawa mahasiswa pada tatanan nyata/sebenarnya yang  berbasis pada Hospital Based dan Community Based dengan pendekatan Pre, Middle & Post Conference, Bed Side Teaching, dan Mentorship/Perseptorship.

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, didukung dengan tenaga pendidikan yang profesional di bidangnya. 90% tenaga pendidik sudah dan atau sedang menempuh studi S2 baik  Kesehatan, Keperawatan dan/Kebidanan di Perguruan tinggi ternama di Indonesia (UI, UNPAD, UGM, UNS, UNAIR, UNIBRAW). Tenaga pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo juga didukung oleh tenaga yang kompeten dibidangnya dengan kualifikasi Doktoral, Dokter Umum, Dokter spesialis (Sp.OG, Sp.A, Sp. An, Sp.THT dsb) dan Psikolog.

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, siap berkompetisi dan siap menjadi change agent (pembaharu) dunia kesehatan baik keperawatan maupun kebidanan dalam pasar global.   

Pendaftara Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2013/2014

F
akultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, kembali membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014, program Sarjana (S1) maupun Diploma (D3) baik program regular maupun PMDK/PMDP dengan berbagai kemudahan serta informasi akurat yang dapat diakses melalui banyak media.

Untuk informasi seputar Program Penerimaan Mahasiswa Baru silahkan klik link berikut lihat brosur 1,  brosur 2.

PMDK/PMDP
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SYARAT PENDAFTARAN
1.        Lulusan tahun 2013
2.       Jurusan IPA
3.       Memiliki nilai 8 untuk mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris mulai semester 1 s/d 5
4.      Tidak memiliki nilai 5 untuk semua pelajaran
5.       Fotocopy raport mul;ai semester 1 s/d 5 rangkap 2 dilegalisir
6.      Membayar uang pendaftaran Rp. 150.000,-
7.       Foto terbaru hitam putih 3x4 = 4 lembar
8.      Berkas dimasukkan stopmap warna kuning

1.        Tinggi badan laki-laki minimal 155 cm, perempuan 150 cm
2.       Membayar uang pendaftaran
a.    Gel I       : Rp. 150.000,-
b.   Gelb II   : Rp. 200.000,-
3.       Pendaftaran dan tes masuk:
a.    Gel I       : 4 Maret – 29 Juni 2013
Tes        : 2 Juli 2013
b.   Gelb II   : 1 Juli – 16 Agustus 2013
Tes        : 19 Agustus 2013



Uji Kesehatan ditentukan kemudian setelah calon mahasiswa dinyatakan LULUS
seleksi administrasi (Bagi PMDK/PMDP) dan Uji Tulis (Bagi Pendaftar Reguler).




Created by: Sulistyo Andarmoyo
  

BUKU PSIKOSEKSUAL ”Dalam pendekatan Konsep dan Proses Keperawatan”


Sinopsis

Seks merupakan  topik pembicaraan yang oleh masyarakat luas dianggap tabu untuk dibicarakan. Padahal pengetahuan mengenai seks sangat penting untuk perkembangan manusia. Sejak pertengahan tahun 1960-an, tenaga perawatan kesehatan telah mengenali keterkaitan kesehatan seksual sebagai komponen kesejahteraan. Namun demikian banyak klien yang kurang/tidak memahami tentang seksualitas, terlebih lagi enggan untuk membicarakan masalah seksualitas. 

Dalam implementasinya peserta didik keperawatan diharapkan mengerti tentang apa psikoseksual, dan bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah psikoseksual.

Kehadiran buku ini menjawab semua pertanyaan diatas, Buku ini juga mencoba membahas dan mengulas lebih jauh mengenai Konsep Psikoseksual, yang dikemas menjadi 7 (tujuh) bab, yaitu :
Bab 1 Konsep Seksualitas
Bab 2 Sikap terhadap Kesehatan Seksualitas
Bab 3 Anatomi Fisiologi Seksual
Bab 4 Perkembangan  Seksualitas
Bab 5 Respon Seksualitas
Bab 6 Perilaku Penyimpangan & Masalah yang berhubungan dengan  Seksualitas
Bab 7 Seksualitas dan Proses Keperawatan

Buku ini ditata sedemikan rupa sehingga diharapkan memberikan kemudahan bagi pembaca dalam rangka memahami dan mengikuti alur Bab demi Bab selanjutnya.


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns
Penerbit: Ar-Ruzz Media, Yogjakarta
ISBN: 978-979-25-4902-7

Kamis, 04 April 2013

BUKU PERSONAL HYGIENE ”Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan”


Sinopsis

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan klien selama menjalani perawatan.

Sebagai seorang tenaga professional di bidang kesehatan, seorang perawat akan dihadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya adalah personal hygiene klien yang sedang dirawat di rumah sakit, oleh karenanya seorang perawat dituntut mengerti tentang apa kebersihan diri/personal hygiene, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah/gangguan personal hygiene dan bagaimana praktik keperawatan yang bisa diberikan pada klien yang mengalamai masalah/gangguan personal hygiene 

Buku ini menjawab semua pertanyaan diatas, dengan membaca buku ini anda akan mendapatkan gambaran mengenai konsep, proses dan praktik keperawatan klien dengan masalah/gangguan personal hygiene yang disusun dan diuraikan dalam 7 bab, sebagai berikut:

Bab 1     : Konsep Personal Hygiene
Bab 2     : Kebersihan dan Kesehatan Kulit
Bab 3     : Kebersihan dan Kesehatan Kuku
Bab 4    : Kebersihan dan Kesehatan Gigi dan Mulut
Bab 5     : Kebersihan dan Kesehatan Rambut
Bab 6    : Kebersihan dan Kesehatan Mata, Telinga, dan Hidung
Bab 7     : Kebersihan dan Kesehatan Ruang Perawatan Pasien dan lingkungannya
Bab 8    : Proses Keperawatan Personal hygiene
Bab 9    : Praktik Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns & Laily Isro’in, S. Kep., Ns
Penerbit: Graha Ilmu, Yogjakarta
ISBN: 978-979-756-852-8
 

BUKU KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (OKSIGENASI) ”Konsep, Proses dan Praktik Keperawatan”



Sinopsis

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Dalam implementasinya peserta didik keperawatan diharapkan mengerti tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang bisa diberikan pada klien yang mengalamai masalah/gangguan oksigenasi 

Kehadiran buku ini menjawab semua pertanyaan diatas, Buku ini juga mencoba membahas dan mengulas lebih jauh mengenai Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). yang diformulasikan dalam 3 (tiga) bab. Bab 1 konsep Oksigenasi, Bab 2 Proses Keperawatan KDM (oksigenasi)  dan Bab 3 Praktik KDM (oksigenasi). Isi buku ini ditata sedemikian rupa sehingga diharapkan memberikan kemudahan bagi pembaca dalam rangka memahami dan mengikuti alur bab demi bab selanjutnya.

Kelebihan buku ini terletak pada pembahasnnya yang lebih detail, lengkap dan mendalam  disertai dengan aplikasi gambar-gambar untuk lebih memahamkan  berbagai aspek baik konsep maupun tindakan atau praktik keperawatan.

Dengan demikian, buku ini tepat untuk peserta didik keperawatan  dan perawat pemula karena disusun secara sistematis, dan disesuaikan dengan kurikulum keperawatan dan memuat topik-topik penting lainnya seputar KDM (oksigenasi).


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns
Penerbit: Graha Ilmu, Yogjakarta
ISBN: 978-979-756-849-8 

BUKU KEPERAWATAN KELUARGA ”Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan”


Sinopsis

Buku ini menyajikan tentang Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Penulisan buku ini mengacu pada kurikulum pendidikan keperawatan dan silabus mata ajaran keperawatan keluarga

Secara lebih jauh buku ini disajikan dalam (empat) bab.

Bab 1 Konsep Keluarga,
Bab 2 Konsep Keperawatan Kesehatan Keluarga
Bab 3 Proses Keperawatan Keluarga dan
Bab 4 Praktik Keperawatan Keluarga.

Isi buku ini ditata sedemikan rupa sehingga diharapkan memberikan kemudahan bagi pembaca dalam rangka memahami dan mengikuti alur Bab demi Bab selanjutnya.

Buku ini juga dilengkapi dengan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga  dan lebih jauh menuangkannya kedalam contoh aplikasi kasus nyata asuhan keperawatan keluarga sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran kepada peserta didik dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga

Dengan demikian, buku ini tepat untuk peserta didik keperawatan  dan perawat pemula karena disusun secara sistematis, dan disesuaikan dengan kurukulum keperawatan dan memuat topik-topik penting lainnya seputar keperawatan keluarga

Segmen pembaca buku ini adalah peserta didik keperawatan yang termasuk didalamnya D3/Akademi Keperawatan, D4 dan S1 Keperawatan, serta perawat pemula.


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns
Penerbit: Graha Ilmu, Yogjakarta
ISBN: 978-979-756-833-7

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI PADA MAHASISWA D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


ABSTRAK

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisa hubungan antara minat dengan prestasi belajar mata kuliah Anatomi Fisiologi; 2) Menganalisis hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah Anatomi Fisiologi; dan 3) Menganalisis hubungan antara minat dan motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah Anatomi Fisiologi Mata Kuliah Anatomi Fisiologi pada Mahasiswa Program Studi D  III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan  menggunakan rancangan korelasional. Populasi penelitian adalah mahasiswa semester I Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Sampel penelitian berjumlah 90 mahasiswa yang diambil secara random.

Hasil:  analisis data menunjukkan bahwa: 1) Terdapat terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini dapat diketahui dari hasil uji F dimana P-Value = 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari α = 0,05 dan hasil uji signifikansi koefisien regresi yang menunjukkan  sig.(P-Value) = 0,000 < α = 0.05; 2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi mahasiswa dengan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari Uji F dimana didapatkan P-Value = 0,03, dan hasil uji signifikansi koefisien regresi yang menunjukkan hasil sig.(P-Value) = 0,03 < α = 0,05; 3) Terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara minat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini didasarkan pada Uji korelasi ganda yang menunjukkan sig.P-Value = 0,001 < α = 0,05 dan hasil uji signifikansi koefisien regresi dimana hasil sig.(P-Value) X1 = 0,002 dan P-Value X2 = 0,008 < α = 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulan: dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingginya minat belajar dan motivasi belajar secara bersamaan akan meningkatkan prestasi belajar; maka untuk meningkatkan prestasi belajar sebaiknya sejak awal perkuliahan dosen perlu menumbuhkankembangkan minat belajar dan motivasi belajar pada mahasiswa sehingga diharapkan prestasi belajar akan meningkat.

Kata kunci : Minat, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar.


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo1
Dipublikasikan di: Florence (Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kesehatan)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Vol. 1, No. 5 Januari 2012. ISSN: 1978-8916

PENGARUH TERAPI NON-FARMAKOLOGI (IMAGINASI TERBIMBING) TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN POST OPERASI SECTIO CESAREA PADA IBU PRIMIPARA HARI 1-2 DI RUANG MELATI RSUD PROF. DR. HARDJONO PONOROGO



ABSTRAK

Bedah cesarea menjadi pengalaman traumatik dari nyeri baik secara fisik maupun mental. Adaptasi ibu terhadap keadaan pasca sectio cesarea sangat penting,. Ibu dituntut mampu merawat diri dan bayinya secara mandiri, sehingga penatalaksanaan nyeri sangat dibutuhkan diantaranya dengan teknik imaginasi terbimbing yang diharapkan dapat membantu menghilangkan nyeri dan mengurangi ketergantungan farmakologi sehingga dapat mencapai relaksasi dan kontrol.

Penelitian pre experiment ini bertujuan mempelajari pengaruh pemberian terapi imaginasi terbimbing terhadap tingkat nyeri  pasca sectio cesarea ibu primipara hari 1-2. Design penelitian yang digunakan adalah one-group pre-post test design dengan populasi seluruh pasien pasca sectio cesarea hari 1-2 yang dirawat di Ruang Melati RSUD Prof. dr. Harjono Ponorogo. Besar sampel ada 10 responden sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen lembar observasi (check list) yaitu dengan mengakaji skala nyeri pre dan post intervensi. Data yang telah terkumpul lalu diolah dengan uji statistik Wilcoxon Match Pair Test.     

Dari hasil penelitian pada 10 responden: saat pre test didapatkan hasil nyeri berat (80%), nyeri sedang (20%), dan nyeri ringan (0%). Sedangkan saat post test didapatkan hasil nyeri berat (10%), nyeri sedang (30%), dan nyeri ringan (60%). Pada uji statistik dengan taraf kesalahan 5% diperoleh hasil T hitung < T tabel (-54, 0 < 8, 0), berarti ada pengaruh pemberian terapi imaginasi terbimbing terhadap tingkat nyeri pasien pasca Sectio Cesarea ibu primipara hari 1- 2 di Ruang Melati RSUD Prof. DR. Hardjono Ponorogo

Kata kunci: Sectio Cesarea,  Nyeri, Imaginasi Terbimbing


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo1
Dipublikasikan di: Florence (Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kesehatan)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Vol. 2, No. 3  Januari 2011. ISSN: 1978-8916

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PSK TENTANG HIV/AIDS DENGAN MOTIVASI PSK DALAM PENGGUNAAN KONDOM DI LOKALISASI KEDUNG BANTENG PONOROGO


ABSTRAK

Latar Belakang: AIDS atau Acquired Immuno Deficiency  Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan sexual, parental dan perinatal. PSK (Pekerja Sex Komersial) adalah kelompok resiko yang bisa menularkan HIV/AIDS ini ke orang lain melaui hubungan sexual. PSK penting untuk mengetahui tentang HIV/AIDS, penularan dan pencegahannya, sehingga diharapkan mampu memotivasi diri sendiri demikian pula pelanggan dalam menghindari penularan HIV/AIDS dengan penggunaan kondom.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS dengan motivasi dalam penggunaan kondom

Metode: Jenis penelitian adalah korelasional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PSK di Lokalisasi Kedung Banteng Ponorogo. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 orang. Cara pengambilan sampel dengan purposif sampling.

Hasil: Hasil penelitian menujukkan bahwa pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS; baik 75%, buruk 25%. Motivasi dalam penggunaan kondom; tinggi 75%, rendah 25%. Hasil pengujian statistik Fixer Exact  dengan tingkat kemaknaan p=0,05 diperoleh ada hubungan antara pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS dengan motivasi dalam penggunaan kondom dengan  nilai Fixer Exact : 0,007

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian,  tingkat pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS baik, dan motivasi PSK dalam penggunaan kondom tinggi, serta terdapat hubungan antara pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS dengan motivasi dalam penggunaan kondom.

Kata Kunci: Pengetahuan, Motivasi, PSK, HIV/AIDS


Penulis:
Sulistyo Andarmoyo1, Wahyu Mukti 2
Dipublikasikan di: Florence (Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kesehatan)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Vol. 1, No. 2  Juli 2008. ISSN: 1978-8916

JENAZAH PENGIDAP HIV/AIDS: “Manusia yang Harus Dimanusiawikan”


Belakangan ini terjadi perlakuan diskriminatif kepada beberapa jenazah pengidap HIV/AIDS, padahal bagaimanapun juga jenazah HIV/AIDS adalah manusia yang harus dimanusiawikan di akhir masa kehidupannya. Memang sangat berasalan bahwa perlakuan tersebut lebih dikarenakan karena adanya bentuk kekhawatiran dari sebagian masyarakat yang masih mengganggap bahwa adanya virus HIV/AIDS yang masih melekat pada jenazah.  Padahal orang yang sudah meninggal berarti sel-sel darahnya sudah mati, begitu pula dengan sel darah yang mengandung virus HIV/AIDS akan ikut mati juga pada beberapa jam berikutnya.

Meskipun demikian potensi penularan tetap ada, karena itu orang-orang yang merawat jenazah penderita HIV/AIDS harus tetap waspada untuk menghindari penularan tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan jenazah adalah kelengkapan alat perawatan jenazah, diantaranya adalah memakai pakaian khusus yaitu wajib mengenakan Universal Precaution (UP), yakni standar perlengkapan kesehatan (terdiri atas penutup kepala, masker, sarung tangan, pakaian steril, dan sepatu bot), hal yang tidak kalah pentingnya adalah menghindari kontaminasi langsung dengan jenazah, menempatkannya di tempat pemandian bukan dipapah sebagaimana biasanya, serta pembuangan air limbah harus langsung pada tempat pembuangan. Di pengujung perawatan, seluruh perlengkapan juga harus dilepas pada saat penguburan jenazah. Meski penggunaan sarung tangan karet masih diperlukan untuk menurunkan dan membuka kain kafan, seluruh perlengkapan harus direndam dalam larutan klorin 0,5 persen hal ini semata dilakukan agar virus yang kemungkinan masih menempel dipastikan tidak akan menular kepada yang lain.
               
Cara perawatan jenazah pengidap penyakit menular seperti HIV/AIDS memang tidak bisa sembarangan dilakukan. Perawatan jenazah ini membutuhkan tenaga yang benar-benar terdidik dan terlatih. Peran sentral ada pada Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan mungkin beberapa Institusi Kesehatan. Sudah selayaknya institusi-institusi tersebut memainkan peranannya untuk memberikan pendidikan dan pelatihan tentang bagaimana perawatan jenazah yang baik dan benar kepada orang yang terlibat langsung di dalamnya sehingga benar-benar bisa meminimalkan sedini mungkin dari potensi penularan HIV/AIDS. Dan tidak kalah pentingnya adalah bisa memberikan perawatan yang layak dan manusiawi kepada penderita HIV/AIDS.



Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns., M. Kes
1Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2Artikel pernah dipublikasikan di Media Mataraman Edisi 12-18 Desember 2012

KENALI DAN WASPADAI BERBAGAI PENYAKIT DI MUSIM PENGHUJAN

Musim penghujan kembali melanda di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Ponorogo. Hujan yang mulai turun saban hari ini diprediksi akan terjadi hingga puncaknya pada bulan Januari 2013. Satu sisi kehadiran hujan akan membawa berkah tersendiri, tapi waspadai bahwa turunnya hujan juga turut berdampak terhadap penurunan daya tahan tubuh seseorang yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Setidaknya terdapat trias penyakit utama yang tumbuh subur pada musim penghujan, penyakit tersebut adalah influenza atau flu, demam berdarah, dan diare. Tanpa bermaksud mengabaikan penyakit yang lain yang muncul pada musim penghujan, berikut ini akan diulas secara singkat ketiga penyakit tersebut.

1.          Influenza
Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gejala-gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas. Penyebab penyakit ini adalah kelompok virus seperti pikornavirus, koronavirus, miksovirus, paravirus, adenoviris dan rhinovirus. Penyakit ini kerap kali terjadi pada saat perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pada saat/kondisi tersebut tubuh belum mampu secara sempurna beradaptasi terhadap perubahan cuaca yang terjadi. Manifestasi klinis yang ditimbulkan dapat berupa: kongesti/sumbatan pada hidung, sakit tenggorok, bersin-bersin, kelelahan, demam, menggigil, dan sakit kepala serta sakit otot, kadang-kadang disertai dengan batuk. Gejala ini dapat berlangsung 5–14 hari. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah Flu adalah: biasakan cuci tangan, hindari kontak dengan penderita, konsumsi air putih yang adekuat, makanan bergizi yang cukup, terapkan pola hidup sehat, dan hindari merokok.

2.         Demam Berdarah
Hujan juga akan menyebabkan timbulnya genangan-genangan air baru yang ternyata menjadi tempat potensial untuk hidupnya nyamuk aedes aegypti, yang dikenal sebagai pemicu lahirnya penyakit demam berdarah. Nyamuk ini merupakan vektor penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan. Penyakit ini ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri pada ulu hati, disertai dengan tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan. Kadang-kadang pada kondisi yang sudah parah akan disertai dengan  mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun dan bertendensi menimbulkan renjatan (syok) bahkan berujung pada  kematian. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah Demam Berdarah adalah: membersihkan lingkungan sekitar rumah dengan jalan menguras bak mandi, menutup kembali tempayan rapat-rapat, menimbun barang-barang bekas, mengusir nyamuk atau menggunakan obat nyamuk sebelum berangkat tidur, dan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air untuk membunuh vektor nyamuk aedes aegypti.

3.         Diare
Diare adalah penyakit yang mengenai saluran pencernaan. Penyakit ini dapat disebabkan karena agen-agen infeksi baik dari bakteri, parasit maupun virus. Peningkatan signifikan penyakit ini terjadi pada saat musim penghujan.  Saat hujan turun, selokan-selokan yang tersumbat biasanya akan meluap dan membawa parasit, cacing serta amoeba yang turut terangkat. Saat musim hujan pula, permukaan air naik. Jika air tersebut tercemar dan masuk ke dalam sumur atau sumber air lainnya yang dikonsumsi masyarakat, maka besar kemungkinan diare akan mengenainya. Diare dimanifestasikan dengan BAB yang encer dan tidak berbentuk yang dapat terjadi beberapa kali dalam sehari, disertai nyeri melilit, mual-muntah dan kadang disertai dengan demam. Kondisi BAB yang berlebih akan membuat seseorang kehilangan cairan yang berlebihan dalam tubuh dan menyebabkan dehidrasi. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah diare adalah: menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, menghindari membeli makanan/minuman di sembarang tempat, minumlah hanya minuman yang  sudah matang atau  air yang sudah mendidih, mengkonsumsi makanan yang benar-benar telah dimasak, menutup makanan yang disajikan dengan tudung saji, menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan selokan, terutama yang tersumbat, membuang sampah pada tempatnya, memperbanyak minum vitamin dan asupan nutrisi untuk menjaga kondisi kebugaran tubuh dan  sediakan selalu oralit di rumah sebagai langkah antisipasi pertama dalam penangganan diare. (SA).



Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns., M. Kes
1Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2Artikel pernah dipublikasikan di Media Mataraman. Edisi 9-15 Januari 2013

JANGAN BIARKAN DEMAM BERDARAH KEMBALI MEWABAH



Masih ingat kejadian 2 tahun yang lalu, ya… saat itu Ponorogo dikepung wabah Demam Berdarah. Data menunjukkan bahwa pada tahun tersebut 13 dari 15 kecamatan yang ada dinyatakan endemis Demam Berdarah. Pada pertengahan bulan Januari 2010 saja tercatat 92 penderita dirawat di rumah sakit dan setidaknya ada 1 pasien yang dinyatakan meninggal (yang tercatat). Kasus ini meningkat  hampir 50% dibandingkan data pada bulan sebelumnya di bulan Desember 2009. Hampir  semua lorong-lorong rumah sakit saat itu dipenuhi penderita Demam Berdarah karena memang ruangan sudah tidak mampu lagi menampungnya, belum lagi yang dirawat di beberapa puskesmas yang tersebar di seluruh Ponorogo. Apa sebenarnya demam berdarah? Kenapa hampir setiap datang musim penghujan menjadi kasus yang mewabah? Dan apa yang perlu kita perbuat agar Demam Berdarah tidak lagi mewabah? Inilah yang perlu kita renungkan, karena ancaman itu sudah ada di depan mata.

Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang sering menimbulkan wabah terutama pada musim penghujan. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue melalui perantara nyamuk yang dikenal dengan aedes aegypti. Nyamuk ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuhnya, berkembangbiak di Tempat Penampungan Air (TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang, seperti: bak mandi/WC, tempayan, drum, tempat minum burung, vas bunga, pot tanaman air, kaleng, ban bekas, botol plastik yang dibuang disembarang tempat, dsb. Ciri khas lainnya biasanya nyamuk ini hanya akan  menggigit (menghisap darah) manusia  pada pagi hari hingga sore hari.

Penyakit demam berdarah ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti betina, nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit demam berdarah atau tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue. Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain ditempat yang ada nyamuk aedes aegypti. Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar  liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, maka virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang ditularkan itu tidak mempunyai kekebalan (biasanya anak-anak) maka ia akan menderita demam berdarah. Nyamuk aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain.

Seseorang yang terinfeksi Demam Berdarah akan memiliki tanda dan gejala penyakit sebagai berikut: mendadak panas tinggi selama 2–7 hari dengan kisaran suhu badan antara 380–400 C atau lebih, tampak lemah dan lesu, biasanya akan muncul bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah  kapiler di kulit, kadang-kadang terjadi perdarahan (mimisan), mungkin juga terjadi muntah darah atau berak darah, dan nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lambung. Bila sudah parah, penderita akan menjadi gelisah, ujung tangan dan kaki berkeringat dingin, dan bila tidak segera mendapatkan pertolongan dalam 2-3 hari penderita dapat meninggal dunia.

Prinsip pencegahan Demam Berdarah adalah pengendalian vektornya dalam hal ini adalah jentik-jentik nyamuk aedes aegypti dengan cara “3 M Plus” (menguras, menutup, mengubur dan plus pemberian bubuk abate). Upaya ini merupakan cara terbaik, ampuh, murah dan dapat di lakukan oleh sebagian besar masyarakat. Upaya ini bisa dijalankan dengan jalan membersihkan penyimpanan air (bak mandi, WC, drum, dll) sekurang-kurangnya seminggu sekali, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mengubur atau membuang pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah, dll yang dapat menampung air hujan, menutup lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen, melipat pakaian yang bergantungan dalam kamar, dan untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin untuk di kuras maka perlu penaburan bubuk abate yang lebih dikenal dengan ”abatisasi” (SA).



Penulis:
Sulistyo Andarmoyo, S. Kep., Ns., M. Kes
1Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2Artikel pernah dipublikasikan di Koran Jurnal Edisi 157: Tanggal 3-9 April 2013